Minggu, 16 Februari 2014

Pengertian Marching band

Pengertian Marching band


Marching band
adalah istilah dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada sekelompok barisan orang yang memainkan satu atau beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi alat musik (tiup, perkusi, dan sejumlah instrumen pit) secara bersama-sama. Penampilan marching band merupakan kombinasi dari permainan musik (tiup, dan perkusi) serta aksi baris-berbaris dari pemainnya. Umumnya penampilan marching band dipimpin oleh satu atau dua orang komandan lapangan dan dilakukan baik di lapangan terbuka maupun lapangan tertutup dalam barisan yang membentuk formasi dengan pola yang senantiasa berubah-ubah sesuai dengan alur koreografi atas lagu yang dimainkan, dan diiringi pula dengan aksi tari yang dilakukan oleh sejumlah pemain bendera.

Penampilian solo musik tiup grup marching band
Marching band umumnya dikategorikan menurut fungsi, jumlah anggota, komposisi dan jenis peralatan yang digunakan, serta gaya/corak penampilannya. Pada awalnya marching band dikenal sebagai nama lain dari drum band. Penampilan marching band pada mulanya adalah sebagai pengiring parade atas perayaan ataupun festival yang dilakukan di lapangan terbuka dalam bentuk barisan dengan pola yang tetap dan kaku, serta memainkan lagu-lagu mars. Dinamika keseimbangan penampilan diperoleh melalui atraksi individual yang dilakukan oleh mayoret, ataupun beberapa personil pemain instrumen. Namun saat ini permainan musik marching band dapat dilakukan baik di lapangan terbuka ataupun tertutup sebagai sebagai pengisi acara dalam suatu perayaan, ataupun kejuaraan.
Komposisi musik yang dimainkan marching band umumnya bersifat lebih harmonis dan tidak semata-mata memainkan lagu dalam bentuk mars, ragam peralatan yang digunakan lebih kompleks, formasi barisan yang lebih dinamis, dan corak penampilannya membuat marching band merupakan kategori yang terpisah dan berbeda dengan drum band yang umumnya memiliki komposisi penggunaan instrumen perkusi yang lebih banyak dari instrumen musik tiup. Tipikal bentuk dan penampilan drum band yang paling dikenal adalah drum band yang dimiliki oleh institusi kemiliteran ataupun kepolisian. Adaptasi lebih lanjut dari penampilan marching band di atas panggung adalah dalam bentuk brass band.

1. Sejarah


Penampilan marching band Universitas Detroit tahun 1920-an.
Marching Band bermula dari tradisi purba sebagai kegiatan yang dilakukan oleh beberapa musisi yang bermain musik secara bersama-sama dan dilakukan sambil berjalan untuk mengiringi suatu perayaan ataupun festival. Seiring dengan perjalananan waktu, marching band ber-evolusi menjadi lebih terstruktur dalam kemiliteran di masa-masa awal era negara kota. Bentuk inilah yang menjadi dasar awal band militer yang kemudian menjadi awal munculnya marching band saat ini.[1][2]
Meskipun pola marching band telah berkembang jauh, masih terdapat cukup banyak tradisi militer yang bertahan dalam budaya marching band, tradisi milter tersebut tampak pada atribut-atribut seragam yang digunakan, tata cara berjalan, model pemberian instruksi dalam latihan umumnya masih merupakan adaptasi dari tradisi militer yang telah disesuaikan sedemikian rupa.
Di Indonesia, budaya marching band merupakan pengembangan lebih lanjut atas budaya drum band yang sebelumnya berada di bawah naungan organisasi PDBI (singkatan dari "Persatuan Drum Band Seluruh Indonesia") yang dibina oleh Menpora (singkatan dari "Menteri pemuda dan olah raga"). Marching band lahir sebagai kegiatan yang memfokuskan penampilan pada permainan musik dan visual secara berimbang, berbeda dengan drum band yang lebih memfokuskan sebagai kegiatan olah raga. Dalam perkembangannya, marching band di Indonesia banyak mengadaptasikan variasi teknik-teknik permainan yang digunakan oleh grup-grup drum corps di Amerika, khususnya pada instrumen perkusi. Hal ini membuat corak permainan dalam penampilan marching band menjadi lebih mudah dibedakan dari corak penampilan drum band.

2. Instrumen


Sesi pemanasan Brigadiers Drum & Bugle Corps

Penampilan The Pacemakers tahun 2008
Instrumen yang digunakan dalam penampilan marching band umumnya dapat dikelompokkan pada beberapa kategori menurut jenis dan cara memainkannya. Pengelompokkan ini secara tidak langsung pula mempengaruhi struktur organisasional kepelatihan yang umumnya dispesifikasikan menurut kategori-kategori tersebut, masing-masing kategori memiliki pelatih tersendiri. Selain kepelatihan, pengelompokkan ini umumnya berpengaruh pula pada perilaku sosial para pemain yang terlibat dengan menciptakan kelas-kelas sosial non-formal yang membentuk kebanggaan kelompok.

2. 1. Instrumen musik tiup

Pada mulanya ragam instrumen musik tiup yang digunakan dalam marching band identik dengan yang digunakan drum band. Namun pada perkembangannya, beberapa jenis instrumen musik tiup seperti cornet, clarinet, flugelhorn, saksofon (termasuk di dalamnya sofrano, alto, dan tenor), trombone, sousaphone, dan flute yang jamak digunakan drum band sudah ditinggalkan. Umumnya instrumen musik tiup yang digunakan dalam permainan marching band menggunakan nada dasar B♭ atau F. Jenis-jenis instrumen musik tiup yang digunakan marching band umumnya adalah:


2. 2. Instrumen musik perkusi

Instrumen musik perkusi dalam kelompok ini merupakan jenis instrumen bergerak yang dibawa oleh pemain dan dimainkan dalam barisan seperti halnya instrumen musik tiup. Seksi yang memainkan instrumen musik perkusi sambil berjalan disebut juga sebagai drumline atau battery. Ragam instrumen musik perkusi yang digunakan marching band umumnya lebih sedikit dari yang digunakan pada permainan drum band. Instrumen-instrumen tersebut adalah:

  • Drum bass (umumnya menggunakan 4 sampai 6 jenis drum bass yang berbeda)
  • Simbal

2. 3. Instrumen pit (statis)

Instrumen pit pada dasarnya merupakan instrumen musik perkusi yang bernada. Pada penampilan marching band umumnya jenis instrumen ini bersifat statis, pemainnya tidak ikut dalam barisan seperti kelompok instrumen lainnya melainkan memainkannya di bagian depan lapangan yang digunakan dalam penampilan. Ragam jenis instrumen yang digunakan marching band umumnya lebih bervariatif dibandingkan drum band. Beberapa grup marching band bahkan terkadang merakit sendiri instrumen pit untuk menghasilkan suara-suara unik dalam musik yang dimainkan. Jenis-jenis instrumen pit yang umumnya digunakan pada penampilan marching antara lain:


2. 4. Instrumen Bendera

Instrumen bendera tidak digunakan untuk bermain musik, melainkan dimanfaatkan oleh pemainnya sebagai alat bantu aksi tari untuk menghasilkan efek-efek visual tertentu yang mendukung penampilan. Pada prakteknya, pemain instrumen ini tidak selalu menggunakan bendera sebagai aksesori, namun bisa menggunakan peralatan-peralatan lain seperti senapan kayu, selendang, panji-panji, atau bahkan sapu tergantung pada koreografinya untuk mendukung penampilan secara keseluruhan. Namun biasanya instrumen dasar yang digunakan adalah:
  • Bendera
  • Senapan kayu

3. Aspek-aspek Penampilan


Salah satu bentuk penampilan Texas marching band
Aspek-aspek yang terkait dalam penampilan marching band pada dasarnya dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu aspek musikal dan aspek visual. Pengelompokkan ini berpengaruh pula pada metode pelatihan pada proses penyiapan sehingga sebuah grup marching band siap tampil. Umumnya latihan atas masing-masing aspek tersebut dilakukan secara terpisah terlebih dulu sebelum digabungkan sebagai satu penampilan utuh.

3. 1. Aspek musikal

Lagu-lagu yang dibawakan dalam satu penampilan marching band umumnya membawa satu genre yang sama atau merupakan kombinasi atas beberapa genre dalam satu tema yang sama, namun demikian genre yang dibawa dalam satu penampilan tiap-tiap marching band bisa berbeda-beda.
Secara struktural, umumnya karakteristik lagu-lagu yang dibawakan tiap-tiap marching band memiliki tipikal elemen yang sama. Bagian "pembuka" yang ditujukan untuk meraih atensi penonton, "solo perkusi" atau disebut dengan feature, "balada" yang menampilkan solo musik tiup bersama dengan solo perkusi, dan "penutup" sebagai puncak dari penampilan. Di masing-masing elemen tersebut sering pula diwarnai dengan variasi teknik permainan, termasuk didalamnya permainan tempo, birama, yang ditujukan untuk mendapatkan satu dinamika permainan yang lebih seimbang, serta sebagai wahana menunjukkan kapabilitas grup yang bersangkutan.

3. 2. Aspek visual

Koreografi merupakan inti utama dari aspek visual dalam penampilan marching band. Di dalamnya melingkupi alur pola atas formasi baris berbaris yang digunakan, aksi-aksi tari yang dibawakan oleh para pemain bendera, gerakan-gerakan untuk menampilkan satu efek visual tertentu yang dilakukan oleh satu, sekelompok, atau seluruh pemain yang terlibat dalam formasi barisan. Seringkali penampilan marching band menggunakan aksesoris-aksesoris tambahan yang dimainkan oleh beberapa orang pemain untuk mendukung mendapatkan efek visual tertentu secara keseluruhan.

4. Perangkat lunak

Bentuk penampilan marching band yang dinamis umumnya membuat kompleksitas aransemen lagu dan perancangan formasi barisan menjadi lebih tinggi. Para pelatih marching band instrumen musik umumnya memanfaatkan perangkat lunak sebagai alat bantu untuk memecahkan tingkat kompleksitas tersebut dalam proses aransemen lagu, melakukan ekstraksi atas partitur ke dalam tiap-tiap kelompok instrumen musik (termasuk instrumen musik tiup, perkusi, dan pit). Demikian pula halnya dengan pelatih visual, perangkat lunak digunakan untuk mempermudah perancangan formasi barisan, simulasi dan analisis atas kemungkinan terjadinya tabrakan antar pemain, dan visualisasi permainan tiap lagu dalam suatu penampilan.
Beberapa perangkat lunak yang tersedia saat ini bahkan mampu menggabungkan disain formasi barisan dan aransemen musik sehingga menjadi suatu bentuk model pertunjukan yang digunakan untuk memberikan gambaran atas simulasi pertunjukan kepada seluruh pemain yang terlibat dengan tujuan untuk mempermudah pemain dalam memahami alur pertunjukan dan aliran pergerakan formasi barisan.
Perangkat lunak pembantu perancangan aransemen lagu
Perangkat lunak pembantu perancangan formasi barisan

5. Kompetisi

Kompetisi umumnya menjadi perangsang atas kemajuan marching band di Indonesia. Dengan adanya kompetisi ini, masing-masing marching band umumnya berupaya untuk mengembangkan, atau mengadaptasikan teknik-teknik permainan tertentu untuk menunjukkan kapabilitas grup marching band tersebut, atau menciptakan satu keunikan yang berbeda sehingga menjadi ciri khas penampilan suatu grup marching band. Skala kompetisi ini bisa mencakup tingkat daerah, propinsi, ataupun nasional. Di Indonesia terdapat cukup banyak ajang kejuaraan tingkat nasional yang diselenggarakan, namun yang umumnya frekuentif diselenggarakan secara konsisten adalah GPMB (Grand Prix Marching Band).

1. Snare drum

Ukuran marching snare drum biasanya lebih dalam dari ukuran yang biasanya digunakan pada orkestra atau drumkit. Hal ini membuat suara yang dihasilkan menjadi lebih keras, sesuai dengan kebutuhannya untuk penggunaan di lapangan terbuka. Ukuran standar (diameter x kedalaman) adalah 13x11 dan 14x12 inci dengan berat antara 16-45 lb. Ukuran yang lebih kecil (13x9) akhir-akhir ini menjadi populer digunakan untuk kebutuhan penggunaan di lapangan tertutup. snare drum "high tension" modern dikembangkan sebagai jawaban atas tensi membran yang lebih tinggi yang dimungkinkan karena pemanfaatan serat fiber, atau kevlar. Drum tensi tinggi pertama kali dikembangkan oleh Legato di Australia, dan menjadi lebih sempurna saat mulai digunakan pada marching band.

2. Drum tenor

Marching band modern umumnya menggunakan multi-tenor, yang terdiri atas beberapa tom-tom yang dimainkan oleh seorang drummer. Bagian bawah drum biasanya terbuka dan dipotong menyiku untuk memproyeksikan suara ke arah depan. membran head menggunakan double-ply PET film untuk meningkatkan kualitas proyeksi suara. Alat ini umumnya dimainkan dengan menggunakan malet yang terbuat dari kayu atau aluminimum dengan ujung berbentuk bundar terbuat dari nilon.
Teknik permainan tenor drum umumnya berbeda dengan teknik yang digunakan untuk bermain snare drum, lebih mirip seperti bermain timpani karena membran dipukul biasanya lebih dekat pada sisi-sisinya dibandingkan bagian di tengah membran. Bentuk pukulan seperti ini menghasilkan suara yang lebih nyaring.
Drum tenor umumnya terdiri dari tom-tom berukuran 10, 12,13, dan 14 inci yang diatur membentuk busar, seringkali dengan tambahan satu atau dua buah tom yang lebih kecil (berukuran 6 atau 8 inci) di sisi sebelah dalam.

3. Drum bass

Ukuran drum bass yang digunakan pada ensembel perkusi modern bervariasi, dengan lebar universal 14 inci, dan diameter 14 inci dan bertambah setiap 2 inci. Membran drum biasanya terbuat dari PET film lembut berwarna putih. Tidak seperti snare drum dan drum tenor, drum bass dimainkan oleh drummer dari kedua sisinya. Umumnya sebuah drum line menggunakan 4 hingga 6 jenis drum bass dengan ukuran yang berbeda-beda, tiap satu drum bass dimainkan oleh seorang drummer.

4. Simbal

Simbal dalam marching band tidak dimainkan dengan tujuan yang sama seperti orkestra. Ada perubahan pada grip simbal yang dibuat khusus untuk kebutuhan marching band. Simbal marching band biasanya terdiri atas dua keping yang terpasang pada ke dua tangan pemainnya. Untuk memainkan simbal marching band kedua kepingan itu diadu satu dengan lainnya sehingga menghasilkan suara. Jumlah pemain simbal tiap-tiap grup marching band bisa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.

Marching Band Gita Surosowan Banten (GSB)

Marching Band Gita Surosowan Banten (GSB)
MB Gita Surosowan Banten (GSB) goes to GPMB XXV dengan paket ‘Mask Of Zorro”
Salam hormat untuk seluruh insan Marching Band dan Drum Band Indonesia
Kami ingin menyampaikan informasi tentang kegiatan unit kami, Marching Band Gita Surosowan Banten (GSB) telah selesai melakukan program open recruitment dan pelatihan dasar yang dilaksanakan pada bulan maret. Program ini bertujuan untuk kaderisasi pasukan periode tahun 2009. Jumlah pendaftar ada 290 orang yang terdiri dari pelajar (SMP, SMU, mahasiswa) dan masyarakat umum kota Serang Banten. Pada akhir bulan diseleksi menjadi 70 orang yang mengisi posisi kosong dan cadangan pasukan inti.
Program yang akan dilakukan MB GSB pada tahun 2009 ini yaitu program regular menjadi korsik upacara dan pengisi acara Pemda Banten, dan program kejuaraan yang akan diikuti yaitu GPMB XXV.
Untuk GPMB XXV MB GSB akan memakai program “Mask Of Zorro”. Saat ini materi program sedang dalam penyusunan oleh team pelatih dan pemberi materi.
Adapun susunan kepengurusan, team pelatih dan pembuat materi MB GSB periode tahun 2009 yaitu :
Pengurus Besar
Pelindung : Gubernur Banten dan Wakil Gubernur Banten
Penasehat : Sekretaris Daerah Provinsi Banten, Assda III Provinsi Banten
Pembina :
H. Tjetje Khemas, SH. M.Si.
Drs. H. Iya Sukiya, M.Si.
Drs. H. Opar Sohari, M.Pd.
Penanggung jawab : Drs. Agus M. Randil, S.Sos, M.Si.
Sekretaris Umum : Drs. H. Maman Suarta, M.Si.
Wakil Sekretaris Umum : Drs. Dede I. Kurniawan, M.Si.
Ketua Harian : Agus Supriyadi, S.Sos, M.Si.
Wakil Ketua Harian : Agus Mufariq, ST, M.Si.
Team Manager : Hari Doyo Sugianto, ST.
Pengurus internal
Staf Perlengkapan :
Fityan Ahdiyat
Ivan
Staf Peralatan :
Dadan
Femmy Noormansyah
Team Pelatih & Pembuat Materi
Pelatih Horn line & Display : Teguh Darmawan Saiman
Staf Horn line : Ricika Iwukaska
Staf Display : Kusnanto
Staf Battery : Fahmi
Staf Pit Instrument : Maria Ulfah
Pelatih & Koreografer Color Guard : C’tar
Staf Color Guard : Ova
Pembuat Materi :
Drill designer : Andy Dougharty
Arranger brass : Jay Bocook
Arranger perkusi (battery & pit) : Rene Conway
Sekian info dari kami MB GSB, Viva Marching band & Drum Band Indonesia

Marching Brass Section

Marching Brass Section

Dalam alat brass dibagi tiga kategori berdasarkan suara yang dikeluarkan, yaitu :
1. High Brass
2. Middle Brass
3. Low Brass
Trumpet termasuk kategori High Brass, typical suaranya tinggi, suaranya keras dan lebih cempreng diantara yang lainnya. Notasi yang dimiliki trumpet biasanya notasi yang berhubungan dengan melodi sebuah lagu yang dipasang pada not - not yang tinggi.
Ini bentuk trumpet :


Trumpet
Yang kedua dibawah trumpet yaitu Mellophone, suaranya sangat halus, lembut, dan tidak cempreng. Mellophone termasuk ke Middle Brass. Sebenarnya ada juga French Horn, tetapi itu tidak dipakai dalam marching band, biasa dipakai untuk orchestra dan semacamnya.
Ini bentuk Mellophone :

Mellophone
Bentuk depannya atau corongnya yang disebut bells lebih besar dan lebih mengembang daripada trumpet.

Masuk ke kategori Low Brass, yaitu alat brass yang memiliki suara bawah yang rendah dan  nge-bass, urutan paling atas di low brass marching ada Baritone, suaranya rendah, tetapi tidak terlalu nge-bass karena suaranya agak tinggi sedikit dibanding yang lain.
Ini gambar Baritone :

Baritone
Ini adalah alat yang saya pakai selama ikut di marching band.

Dibawah Baritone ada Euphonium, suaranya lebih halus dan nge-bass daripada Baritone, tetapi tidak berbeda jauh, sedikit sama. Bentuknya lebih besar dan panjang dari Baritone.
Ini gambar Euphonium :

Euphonium

Yang terakhir adalah Tuba, alat ini mempunyai suara paling rendah dan nge-Bass, Bentuknya sangat besar, berat, untuk meniupnya juga agak susah karena perlu nafas yang kuat untuk ini.
Ini gambar Tuba :

Tuba

Gambar semua diatas itu adalah alat yang diapakai marching band/drum crops. Ada satu hal lagi yang harus diketahui, meniupkan alat brass tidak bisa sembarang tiup, jika hanya sekedar ditupkan suaranya tidak akan keluar. Cara meniupkannya yaitu memakai  getaran bibir, untuk pemula memang agak susah dan perlu latihan intensif jika ingin cepat bisa.

Ada satu elemen penting lagi disini yaitu mouthpiece, benda ini digunakan untuk meniup alat brass diatas, bentuknya seperti corong, masing-masing alat punya mouthpiece nya masing-masing yang berbeda ukuran, ini contoh mouthpiece:

Sekian postingan tentang marching brass :) .

Marching Band (Gita Surosowan Banten)


Marching Band (Gita Surosowan Banten)

Grand Prix Marching Band 2010 at Istora Senayan

GPMB pertama yang saya ikuti bersama Marching Band Gita Surosowan Banten pada tahun 2010 dengan tema Rising Star.
GSB bawain empat lagu, yang pertama lagu Cangcuters medley, st12 medley, D'masiv medley dan yang terakhir Nidji medley.
Masing - masing lagu punya kostumnya sendiri, nah disitu lah uniknya GSB, ganti baju setiap lagu yang berbeda :D. Yaa walaupun banyak omongan tentang GSB band kaya, band duit lah apa lah, mereka gak tau dalem GSB sbenernya kayak apa :D.

Kostum Lagu 1 (Cangcuters)







Nah ini kostum lagu satu, bahannya super ngetat, hahaha.
Pake jaket ala ala cangcuters dengan celana ketatnya yang khas, sepatu hitam mengkilap hehe.







Kostum Lagu 2 (st12)






Ini kostum lagu st12, pake rompi macan macem alay alay, hahahaha. Disitu ada juga aktor yang berperan sebagai Charlie st12, mirip kan ?? haha KW 1 nih yang beginian.
 Disebalah aktor ada temen gw namaya Agus Pontang Biasa dipanggil Pontang, Guru matematika yang hobby marching band.








Kostum Lagu 3 (d'masiv)






Kostum Lagu 3 kurang lebih kayak gini, serba putih, karna kita bawain lagu mello mello gitu khasnya d'masiv supaya general effect nya keliatan pas bendera CG yang warna warni itu kebuka, dan effectnya bagus bgt !!!










Kostum Lagu 4 (Nidji)







Kostum lagu empat percis banget kayak gini, pake baju warna merah cerah, dan anak percussion pake baju lekbong (kelek bolong) sayang gw gak punya fotonya haha.








GSB mendapatkan juara ke tiga dibawah Marching Band Madah Bahana Universitas Indonesia dan dibawah Marching Band Universitas Gadjah Mada.
Apapun hasilnya, yang penting adalah prosesnya :).

Sejarah Marching Band Music

Sejarah Marching Band Music

Marching band adalah istilah dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada sekelompok barisan orang yang memainkan satu atau beberapa lagu dengan menggunakan sejumlah kombinasi alat musik atau Alat Drum (Alat Band tiup, perkusi, dan sejumlah instrumen pit) secara bersama-sama. Penampilan marching band merupakan kombinasi dari permainan musik (tiup, dan perkusi) serta aksi baris-berbaris dari pemainnya. Umumnya penampilan Marching Band dipimpin oleh satu atau dua orang komandan lapangan dan dilakukan baik di lapangan terbuka maupun lapangan tertutup dalam barisan yang membentuk formasi dengan pola yang senantiasa berubah-ubah sesuai dengan alur koreografi dari Alat Drum Band atas lagu yang dimainkan, dan diiringi pula dengan aksi tari yang dilakukan oleh sejumlah pemain bendera.
Marching band umumnya dikategorikan menurut fungsi, jumlah anggota, komposisi dan jenis peralatan yang digunakan, serta gaya/corak penampilannya. Pada awalnya marching band dikenal sebagai nama lain dari drum band. Penampilan
Marching Band pada mulanya adalah sebagai pengiring parade atas perayaan ataupun festival yang dilakukan di lapangan terbuka dalam bentuk barisan dengan pola yang tetap dan kaku, serta memainkan lagu-lagu mars. Dinamika keseimbangan penampilan diperoleh melalui atraksi individual yang dilakukan oleh mayoret, ataupun beberapa personil pemain instrument(Alat Drum Band).

Namun saat ini permainan musik marching band dapat dilakukan baik di lapangan terbuka ataupun tertutup sebagai sebagai pengisi acara dalam suatu perayaan, ataupun kejuaraan.
Komposisi musik Drum Band yang dimainkan Marching Drum Band umumnya bersifat lebih harmonis dan tidak semata-mata memainkan lagu dalam bentuk mars, ragam peralatan Alat Marching (Alat Marching Band) yang digunakan lebih kompleks, formasi barisan yang lebih dinamis, dan corak penampilannya membuat marching band merupakan kategori yang terpisah dan berbeda dengan drum band yang umumnya memiliki komposisi penggunaan instrumen perkusi yang lebih banyak dari instrumen musik tiup atau Alat Marching Band. Tipikal bentuk dan penampilan drum band yang paling dikenal adalah drum band yang dimiliki oleh institusi kemiliteran ataupun kepolisian. Adaptasi lebih lanjut dari penampilan Marching Drum Band atau Drum Band di atas panggung adalah dalam bentuk brass band.
Temukan informasi lebih lanjut, silahkan lihat di Marching Band | Drum Band | Marching Drum Band | Alat Drum Band | Alat Marching Band | Alat Band | Alat Drum | Alat Marching di 88db.com
http://id.wikipedia.org

All About “Snare Drums”

All About “Snare Drums”


A. Sejarah Drum Bersenar (Snare Drum)
Dari beberapa sumber yang berlainan, sejarah “Snare Drum” (Drum Bersenar) pertama kali ditemukan pada abad pertengahan tahun 1300 di Eropa . Nama alat yang menjadi perintisnya sewaktu itu adalah Tabor (baca: Tey-bur), yang merupakan tipe Double-head drum yang memiliki seutas senar di bagian tengah yang dinamai Tabor juga. Alat ini biasanya di mainkan sebagai pengiring pemain flute tradisional di Eropa. Bahkan tradisi ini masih berlanjut hingga sekarang.
Sementara berselang satu abad setelah itu, yaitu diperkirakan antara tahun 1400-1500an , muncul tipe snare yang mulai menyerupai bentuk sekarang, pada masa itu snare digunakan oleh sebagian besar pasukan pengiring baris-berbaris militer, pasukan penyambut tamu, dan sebagai penanda dalam suatu acara. Namun bentuk dan pemakaian snare waktu itu masih terbatas yaitu baru ada snare dengan tipe low tension dan carrier berupa sabuk yang di lingkarkan ke bahu sang pemain, dan dengan berat alat yang tidak seringan sekarang.



Kemudian pada tahun 1600an, tercetus pemikiran baru diantara para peminat / antusias drum bersenar (Snare Drum). Adalah tercetus pemikiran untuk mengeratkan keregangan senar di bawah drumhead/membran dengan menambahkan sekrup sebagai penahan agar dihasilkan suara yang maksimal dikarenakan senar yang lebih ketat. Sejak saat itu metode “Tensioning” (Mengubah tensi instrument) mulai marak dikembangkan .

Peningkatan tensi instrument menjadi high tension pada drumhead/membran snare membuat pemainnya dapat memainkan alat lebih cepat dengan ritme yang bervariasi pula. Pada 1800an penggunaan snare pun mulai merambah hingga panggung Orkestra & Simfoni. Hingga pada 1900an snare sudah tidak menjadi prioritas utama di band militer karena sudah ada Tenor Drum sebagai penggantinya . Sehingga snare drum dan suaranya di militer saat itu hanya tinggal sebuah kisah yang klasik.
Tetapi, di tahun 1900an pula, era “Snare Modern” berkembang, dimana high tension snare mulai diperkenalkan dan digunakan secara besar-besaran di “Drum & Bugle Corps”. Bahkan dengan modifikasi berupa penambahan senar lebih banyak dan lebih ketat pada drumhead/membran nya. Selain itu snare dengan ukuran lebih kecil juga digunakan sebagai bagian wajib dalam setiap drumset. Dan itu berlanjut hingga sekarang, dengan perkembangan dan peningkatan dari masa ke masa..

B. Snare Drums di Marching Band
Ukuran marching snare drum biasanya lebih besar dari ukuran yang biasanya digunakan pada orkestra atau drumkit. Hal ini membuat suara yang dihasilkan menjadi lebih keras  sesuai dengan kebutuhannya untuk penggunaan di lapangan terbuka. Ukuran standarnya (diameter x kedalaman) adalah 13×11 dan 14×12 inci dengan berat antara 16-45 lb. Namun belakangan muncul “Marching Snare” dengan ukuran yang lebih kecil (13×9) yang akhir-akhir ini menjadi populer digunakan untuk kebutuhan penggunaan penampilan di lapangan tertutup agar suara yang dihasilkan tidak pecah dan terlalu memekak telinga.
Pengembangan Snare Drum “high tension” beberapa tahun ini bertambah pesat dengan adanya metode penggunaan serat fiber, atau kevlar sebagai bahan utama membran. Drum tensi tinggi untuk marching band pertama kali dikembangkan oleh Legato di Australia, dan menjadi lebih sempurna saat mulai digunakan pada marching band dan muncul perusahaan lain yang menyempurnakannya lagi dan terus berkembang hingga sekarang dengan beragam merk dan kualitas yang beragam pula.


Snare Drum 13 x 11 Inch + Carrier
Snare Drum 13 x 9 Inch
Sumber : http://marchingband.uii.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=120:all-about-snare-drums&catid=36:artikel-marching-band&Itemid=73

Samakah Winter Guard dengan Color Guard ?

Samakah Winter Guard dengan Color Guard ?



Winter Guard hampir mirip dengan Color Guard (Yang bermain bersama Drum Corps / Marching Band), namun penampilan winter guard sendiri berbeda, karena tempat mereka tampil selalu di dalam ruangan (Indoor) atau di lantai gymnastic dan ramai saat musim dingin, maka dari itu dinamakan “Winter Guard” atau Color Guard yang bermain di musim dingin (Winter) .
Begitu pula perbedaan dari musik pengiring, jika pada Color Guard musik pengiringnya berupa Musik “Live” dari pemain Brass, Battery, dan Pits Instrument, maka Winter Guard menggantikan musik marching band dengan rekaman musik dengan berbagai genre. Sehingga lebih terkesan sebagai grup penari namun mengadopsi sistem color guard dengan menggunakan equipment dan aksesoris tipikal Color Guard.



Tempat penampilan Winter Guard yang berbasis lantai gymnastic menggunakan “floor mat” atau matras tipis yang didesain sedemikian rupa, menutupi seluruh area tempat akan berlangsungnya penampilan, dan setiap grup Winter Guard biasanya memiliki jenis mat yang berbeda-beda , sehingga mereka mesti menyiapkan secara mandiri bagaimana jalannya penampilan mereka hingga tempat mereka akan menapakkan kaki untuk menari nantinya .Saat penampilan , para pemain Winter Guard biasanya tidak menggunakan alas kaki, namun beberapa ada yang menggunakan sepatu dance modern, ataupun “Jazz Shoes”.


Ada beberapa kejuaraan yang mengkhususkan pesertanya tergabung di Grup Winter Guard, tentu saja kompetisi tersebut berlangsung di waktu spesial yaitu pada saat usim dingin, dengan ruangan indoor. Berbeda jauh dengan Color Guard & Marching Band-nya (Amerika) yang berkompetisi saat musim gugur dan di lapangan rugby/american football (Outdoor).

Winter Guard International (WGI)

Winter Guard International (WGI) adalah “Sport of Arts”, yang dimaksudkan sebagai kompetisi untuk team Winter Guard dengan skill individual tinggi saat berdansa dan menari dan menyesuaikan diri dengan musik yg beragam namun juga dapat dengan fasih pula menggunakan equipment, layaknya Sabre, Riffle, dan Flags yang biasa dipakai oleh Color Guard. WGI dibentuk di tahun 1977 oleh 6 orang pendirinya.
Sekarang format partisipasi WGI di bagi menjadi 8 kategori yaitu : Sekolah Menengah, Regional A, Divisi Sekolah, Independen, Divisi Sekolah Terbuka, Independen Terbuka, Divisi Sekolah Internasional, dan Independen Internasional. WGI diselenggarakan di beberapa wilayah regional, yang kemudian juara di regionalnya akan dikirin untuk berkumpul di event WGI Internasional dan berkumpul bersama ribuan Winter Guard lain yang memiliki maksud untuk berkompetisi.

Sumber : http://marchingband.uii.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=122:samakah-winter-guard-dengan-color-guard-&catid=36:artikel-marching-band&Itemid=73

Mengenal Mouthpiece Brass

Mengenal Mouthpiece Brass



Mouthpiece adalah bagian dari Instrumen Brass yang penggunaan nya ditempatkan pada bibir pemain, mouthpiece merupakan bagian terpenting yang harus ada pada alat ketika dimainkan, karena sumber suara nya berasal dari mouthpiece. Jenis mouthpiece beragam, untuk mouthpiece alat dengan suara range tinggi layaknya trumpet & melophone corongnya berukuran kecil, semakin rendah range suara dari alat semakin besar corong mouthpiece yang digunakan layaknya pada alat Baritone, Euphonium & Tuba.
Design & Efek Bagian Mouthpiece




























Bahan Dasar Mouthpiece
Pembuatan mouthpiece umumnya berbahan brass/kuningan namun ternyata terdapat beberapa material lain yang dapat digunakan untuk pembuatan “mouthpiece” ini. Tentunya hal ini berdampak kepada lama pembuatan, kualitas, dan harga modal maupun jual dari mouthpiece tersendiri.
A. Kuningan
Adalah jenis material yang paling sering digunakan dalam pembuatan mouthpiece instrument tiup logam
B. Emas
Untuk sebagian pemain brass memiliki alergi terhadap silver, kuningan dll. Mouthpiece berbahan emas ini bisa jadi alternatif, namun tentunya dengan harga yg jauh lebih mahal dibanding mouthpiece dengan material lainnya.

C. Silver
Secara kasat mata, mouthpiece jenis silver terlihat tak ada bedanya dengan mouthpiece kuningan (brass) namun dari segi berat jenis dan komposisi material sangatlah berbeda.

D. Plastik
Mouthpiece dengan bahan dasar plastik sangatlah unik. Mouthpiece jenis ini biasanya akan terlihat lucu, dikarenakan terkadang di produksi dalam berbagai warna, mouthpiece plastik terkenal ringan dan memiliki banderol harga lebih murah dibandingkan mouthpiece lainnya sehingga ada nilai tambah tersendiri bagi mouthpiece jenis ini. 

























Sumber : 
http://marchingband.uii.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=127:mengenal-mouthpiece-brass&catid=36:artikel-marching-band&Itemid=73

Glosarium Color Guard

Glosarium Color Guard





Dalam Color Guard, terdapat banyak istilah yang ketika di artikan dan disesuaikan ke kehidupan nyata tidak akan sinkron atau dimengerti. Berikut beberapa istilah istilah di dunia Guardline (Setidaknya bagi color guard luar negeri) :


Air Drill / Air Flag – Kondisi dimana guard bermain tanpa menggunakan alat. Namun ketika terdapat kesalahan saat bermain dengan alat dan tidak bisa menangkap saat toss biasanya teknik ini digunakan, guard akan berpura-pura menggenggam equipment mereka kemudian berjalan dan bermain kembali layaknya mereka sedang menggenggam equipment mereka (semacam emergency tips)

Air Blade – Equipment dengan bentuk sedemikian rupa yang didesain untuk menuer spin baik di udara


Blade – Bagian pedang / besi pada saber


Bolt – Pemberat dari metal / besi / emas yang biasa ditaruh di ujung tongkat flag, yang bertujuan agar guad bisa melakukan toss lebih mudah. Atau dapat pula digunakan sebagai simulasi cangkang peluru yang di tempel di sisi sisi riffle.


Crutch Tip – Karet hitam kecil di ujung tongkat flag .


Drop Spins – Spin dasar, dimana bagian silk / sutera dari flag bergerak turun, naik, turun, naik, dst. Dalam pergerakan spin / memutar.



Double FastHampir menyerupai Drop Spin, namun bagian silk / sutera flag bergerak turun, datar, naik, datar, turun, datar, naik, dst. Dan dalam pergerakan spin / memutar.


Electical Tape – Sejenis selotip / lakban yang khusus digunakan untuk equipment color guard terutama riffle, saber, dan airblade


Floor –Sebutan untuk matras yang biasa digunakan oleh guard saat latihan , namun lebih sering digunakan oleh kalangan winter guard.


Free Arms/Hands – Kondisi lengan / tangan guard ketika equipment berada diudara (tidak ditangan)


Hilt – Bagian handle / gagang dari saber


Horizontal – Kondisi dimana flag di toss diatas kepala dan biasanya berputar paralel saat jatuh.


Jazz Run/Walk – Lari / Jalan dengan langkah dan jarak yang besar namun tetap menampakkan sisi elegan. Biasanya dalam percobaan pertama terasa susah dan aneh..


Popcorn – Sebutan bagi guard yang baru masuk di akhir musim (menjelang perlombaan) sehingga kehadiran orang ini kerap mengacau. Yang diumpamakan layaknya sebiji popcorn yang meletup sendiri dan keluar dari jalur dan tempat yang seharusnya.


Riffle – Senapan palsu / replika dari kayu yang digunakan sebagai equipment.


Sabre – Pedang palsu / replika dengan mata tumpul yang digunakan sebagai equipment.


Sabre Sistas – Istilah untuk suatu kelompok guard wanita spesialis sabre.


Sail – Kondisi dimana bagian silk flag melilit secara tidak sengaja di ujung tongkat dan sangat menggangu guard dalam pergerakan.


Silk – Bagian sutera/kain pada flag (Bendera)

Singles – Gerakan toss sedethana dimana flag akan berputar sekali, dapat ditangkap biasanya pada hitungan ke-2 atau 2 setengah.


Strap – Tali pengikat kecil yang mengikat equipment riffle.


Toe Thongs – Sepatu sandal yang buasa digunakan winterguard.


Winterguard - Colorguard yang bermain di dalam ruangan dan tanpa band live pegiring, lebih mengutamakan dance dan ballet biasanya.




 
Sumber :
http://marchingband.uii.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=129:glosarium-color-guard&catid=36:artikel-marching-band&Itemid=73

Artikel Marching Band
Written by Humas MB UII   
Tuesday, 05 November 2013 04:17


Mallet Pada Pits Instrument

Mallet Pada Pits Instrument





Mallet dahulunya merupakan sebutan untuk semua jenis stik drum, namun seiring berkembangnya zaman, penamaan “Mallet” hanya digunakan untuk beberapa macam jenis stik saja. Mallet yang ketika diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia berarti sebuah palu, benar benar memiliki struktur anatomi yang hampir mirip dengan palu, seingga di artikan secara umum sebagai stik / pemukul dengan kepala (head) yang besar. Dalam dunia front ensemble / pits instrument ada 3 macam mallet yang meyesuaikan pula dengan instrumen yang di mainkan :
1. Unwrapped Mallet
Adalah jenis mallet yang tidak berbungkus atau langsung . Mallet jenis ini digunakan untuk alat pits layaknya glockenspiel (marching bell) dan xylophone , kepalanya biasanya terbuat dari bahan kuningan, karet, nylon, akrilik kayu dan lain-lain.

2. Wrapped Mallet
Mallet jenis ini digunakan pada instrument pits  seperti marimba, vibraphone dan instrumen lainnya dengan bilah yang sensitif . Kepala (head) nya terbuat dari  kelon, karet, nylon, akrilik  dan material lain yang kemudian dibungkus dengan  benang, tali ataupun lateks. Wrapped mallets juga pilihan di dalam memainkan suspended cymbal (cymbal statis) .

3.Felt Mallet / Cartwheel Mallet
Adalah jenis mallet yang kepala (head) nya dibungkus dengan semacam kain flanel, tebal kain flanel yang di gulungkan pada head mallet kan berpengaruh pada power dan proyeksi suara yang dihasilkan sehingga ada hard dan soft felt mallet. Mallet jenis ini digunakan untuk instrument pits yang tidak bernada seperti concert bass ataupun timpani . Namun dalam drum kit modern, stick jenis ini juga sering pula digunakan untuk rolling pada floor tom ataupun cymbal roll.

Sumber : 
http://marchingband.uii.ac.id/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=5&Itemid=74
Written by Humas MB UII   
Monday, 18 November 2013 10:37

Jumat, 14 Februari 2014

Selamat Datang di blog saya!

Disiang yang adem ini , (dibawah AC soalnya) haha . Blog saya mulai menjalankan kodratnya untuk memberi berbagai informasi yang saya ketahui .Namun , karena saya terlalu suka dengan dunia marching , mungkin sebagian besar berita yang di post berisi tentang marchingband di dunia , khususnya di indonesia.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More